Dark

6 Strategi Jualan Kuliner Pinggir Jalan yang Laris

Sferabisnis.com - Memulai usaha kuliner pinggir jalan bisa jadi langkah cerdas untuk merintis bisnis dengan modal kecil tapi berpeluang besar. Namun, banyak pelaku usaha yang kurang memahami bagaimana cara menjadikan lapaknya ramai, dikenal, dan dipercaya konsumen. Di sinilah pentingnya strategi yang tepat dan bisa dieksekusi langsung oleh pemula sekalipun.

Berikut ini adalah enam strategi ampuh yang sudah terbukti membantu para penjual makanan pinggir jalan agar dagangannya laris dan berkembang secara berkelanjutan.

1. Riset Lokasi yang Tepat dan Tidak Asal Tempat



Kesuksesan usaha kuliner pinggir jalan sangat dipengaruhi oleh lokasi. Tapi bukan hanya soal ramai atau tidaknya lalu lintas orang, melainkan siapa target konsumennya. Apakah kamu menjual makanan ringan untuk anak sekolah, sarapan untuk pekerja kantoran, atau makanan malam untuk penghuni kosan? Setiap segmen ini membutuhkan lokasi yang berbeda.

Contoh nyata: Salah satu pelaku usaha di Bandung menjual bubur ayam khusus pagi hari di depan kantor pajak. Dalam waktu tiga bulan, ia mampu menjual lebih dari 150 porsi per hari, karena tempatnya berada di jalur orang-orang yang berangkat kerja dan ingin sarapan cepat.

Pilih tempat yang mudah dijangkau, punya akses parkir, dan berada di jalur pejalan kaki atau pengguna motor. Jangan ragu untuk melakukan survei selama beberapa hari untuk mengamati pola keramaian, jam sibuk, dan jenis orang yang lewat.

2. Tawarkan Menu yang Unik tapi Familiar



Kelebihan kuliner pinggir jalan adalah sifatnya yang cepat saji dan terjangkau. Namun, karena pesaingnya sangat banyak, kamu perlu menciptakan menu yang tetap akrab di lidah tapi punya sentuhan berbeda.

Misalnya: Alih-alih menjual bakso seperti biasa, salah satu penjual di Yogyakarta menawarkan “bakso seblak pedas manis” dengan pilihan kuah susu gurih. Inovasi ini menjadikannya viral di TikTok, karena menu tersebut belum banyak ditemukan di tempat lain.

Buat varian menu yang membuat pembeli penasaran, tapi jangan sampai terlalu jauh dari selera umum. Selain itu, perhatikan tren makanan di media sosial untuk mencari inspirasi modifikasi rasa atau tampilan.

3. Jaga Kebersihan dan Tampilkan Profesionalisme



Meskipun berada di pinggir jalan, konsumen tetap memperhatikan kebersihan. Bahkan, usaha pinggir jalan yang terlihat rapi dan bersih bisa lebih dipercaya dibanding warung permanen yang tampak kotor.

Gunakan seragam sederhana (kaos dengan logo), sarung tangan saat menyajikan makanan, dan jaga tempat tetap bersih sepanjang waktu. Sertakan juga tempat sampah dan lapisan plastik di area masak atau saji. Hal ini menunjukkan bahwa kamu serius dalam usaha, dan konsumen akan lebih nyaman datang kembali.

Beberapa konsumen bahkan dengan bangga memposting lapak bersih dan estetik ke media sosial mereka — ini adalah promosi gratis yang sangat menguntungkan.

4. Berikan Pengalaman Beli yang Menyenangkan

E-E-A-T bukan hanya soal menunjukkan keahlian, tapi juga menciptakan kepercayaan lewat interaksi. Sebagai penjual, kamu harus bisa membuat pembeli merasa nyaman dan dihargai.

Sapa pelanggan dengan ramah, hafalkan beberapa pelanggan setia, dan buat sistem antrean yang adil. Bila memungkinkan, buat sistem pemesanan lewat WhatsApp agar pelanggan bisa pesan duluan dan tinggal ambil.

Banyak pelaku usaha sukses karena mereka tidak sekadar menjual makanan, tapi membangun hubungan sosial. Orang-orang kembali karena merasa dihargai dan dilayani, bukan cuma karena rasanya enak.

5. Gunakan Media Sosial untuk Pemasaran Harian

Zaman sekarang, tidak cukup hanya mengandalkan lalu lintas jalan. Kamu perlu aktif di media sosial, terutama TikTok dan Instagram, untuk menjangkau audiens lebih luas.

Buat konten harian yang menampilkan proses masak, testimoni pelanggan, atau bahkan harga jujur. Tidak perlu kamera mahal, yang penting jujur dan konsisten. Algoritma media sosial menyukai konten autentik.

Salah satu penjual nasi goreng di Surabaya memposting video pendek setiap malam berjudul “Nasi Goreng Malam Ini,” yang berisi klip sederhana tentang antrean dan komentar pelanggan. Dalam dua bulan, akun tersebut tembus 50 ribu followers dan membuat lapaknya semakin ramai.

Kamu juga bisa mendaftarkan usaha kamu di Google Maps dan meminta ulasan pelanggan. Hal ini membantu membangun kepercayaan digital yang sangat penting saat orang mencari tempat makan lewat Google.

6. Bangun Branding dan Ciptakan Nama yang Mudah Diingat

Salah satu kesalahan umum dalam usaha kuliner pinggir jalan adalah tidak memiliki identitas yang jelas. Nama yang mudah diingat dan visual yang konsisten akan sangat membantu dalam jangka panjang.

Buat logo sederhana, bahkan cukup dengan tulisan unik di banner. Pilih nama usaha yang singkat, mudah diingat, dan sesuai dengan menu. Misalnya, “Ayam Geprek Pak Wahyu” lebih efektif daripada “Ayam Pedas Mantap Gila Spesial Level 10.”

Branding ini akan menjadi pembeda saat pelanggan ingin merekomendasikan kamu ke orang lain. Selain itu, branding yang konsisten menunjukkan bahwa kamu serius dan profesional, yang berkontribusi langsung terhadap persepsi trust (T dalam E-E-A-T).

Untuk kamu yang sedang ingin memulai usaha kuliner pinggir jalan, pastikan setiap strategi ini tidak hanya dibaca, tapi juga dijalankan. Karena keunggulan bukan berasal dari teori, tapi dari eksekusi harian yang konsisten.

Tags :
Berbagi :