Dark

Cara Memulai Usaha Ekspor Impor Produk Pertanian untuk Pemula

Sferabisnis.com - Dalam era globalisasi seperti sekarang, peluang untuk menembus pasar internasional semakin terbuka lebar. Salah satu sektor yang memiliki potensi besar dalam perdagangan lintas negara adalah pertanian. Indonesia sebagai negara agraris memiliki banyak produk unggulan seperti kopi, kakao, kelapa, pala, cengkeh, dan sayur-mayur organik yang sangat diminati pasar luar negeri. Namun, bagaimana cara memulai usaha ekspor impor produk pertanian jika Anda masih pemula? Artikel ini akan membimbing Anda langkah demi langkah.

Mengapa Produk Pertanian Indonesia Diminati di Luar Negeri?


Produk pertanian Indonesia memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh negara lain. Misalnya, kopi Gayo dari Aceh, kakao dari Sulawesi, dan rempah-rempah dari Maluku dikenal memiliki kualitas tinggi dan cita rasa khas. Selain itu, tren gaya hidup sehat dan organik di negara maju mendorong permintaan terhadap produk-produk alami yang bebas pestisida dan pengawet. Inilah yang menjadi celah pasar yang sangat menjanjikan bagi eksportir pemula.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, sektor pertanian menyumbang sekitar 13% dari total ekspor non-migas Indonesia. Angka ini menunjukkan kontribusi yang signifikan dan menjanjikan bagi para pelaku usaha yang ingin terjun ke bisnis ini.

Menentukan Produk Pertanian yang Akan Diekspor


Langkah pertama yang harus Anda ambil adalah menentukan jenis produk yang akan Anda ekspor. Pilih produk yang:

  1. Memiliki permintaan tinggi di pasar luar negeri
    Anda bisa mencari data permintaan global di situs seperti Trademap.org atau dari laporan FAO (Food and Agriculture Organization).

  2. Tersedia secara kontinyu di dalam negeri
    Pastikan pasokan tidak terganggu karena cuaca, musim panen, atau kebijakan lokal.

  3. Mudah disimpan dan dikemas
    Produk seperti biji kopi, teh, rempah-rempah, dan hasil olahan pertanian lebih tahan lama dibanding buah segar.

Contoh produk yang sedang naik daun di pasar ekspor antara lain: kopi arabika organik, jahe kering, porang, serta minyak kelapa murni (VCO).

Riset Pasar Negara Tujuan

Setiap negara memiliki standar dan regulasi yang berbeda dalam menerima produk impor, apalagi jika itu produk pertanian yang berkaitan langsung dengan keamanan pangan. Oleh karena itu, penting untuk:

  • Memahami preferensi pasar (misalnya Eropa cenderung menyukai produk organik).

  • Mengetahui regulasi impor (termasuk sertifikasi seperti HACCP, GMP, atau USDA Organic).

  • Mempelajari tarif dan pajak impor.

Banyak pemula yang gagal karena tidak memahami pasar tujuan secara mendalam. Hindari kesalahan ini dengan membaca laporan dagang, menghubungi atase perdagangan di kedutaan, atau mengikuti pameran dagang internasional.

Legalitas dan Perizinan Ekspor-Impor

Agar bisa menjalankan usaha ekspor impor produk pertanian secara sah, Anda harus memiliki legalitas usaha yang lengkap, antara lain:

  • NIB (Nomor Induk Berusaha) melalui OSS.

  • SIUP atau Izin Usaha Perdagangan.

  • Tanda Daftar Perusahaan Ekspor-Impor (API-U/API-P).

  • Registrasi di INATRADE (situs resmi Kementerian Perdagangan).

  • NPWP dan dokumen perpajakan lainnya.

Selain itu, produk pertanian juga wajib memiliki Sertifikat Kesehatan dari Karantina Pertanian, dan Surat Keterangan Asal (SKA) yang dibutuhkan untuk pembebasan atau pengurangan bea masuk di negara tujuan.

Proses Logistik dan Distribusi

Setelah legalitas terpenuhi, Anda harus memahami rantai logistik dan cara mengirim barang ke luar negeri. Beberapa poin penting:

  • Pilih metode pengiriman yang tepat: udara untuk produk segar, laut untuk produk dalam jumlah besar.

  • Gunakan jasa ekspor profesional seperti freight forwarder, EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), atau perusahaan logistik yang sudah berpengalaman.

  • Pastikan barang dikemas dengan standar internasional, misalnya menggunakan vacuum pack, dry box, atau bahan ramah lingkungan sesuai permintaan pasar.

Untuk permulaan, banyak pelaku usaha menggunakan metode konsinyasi atau melalui mitra distributor di luar negeri untuk menekan risiko.

Memanfaatkan Marketplace dan B2B Platform Ekspor

Di era digital, menjual produk ke luar negeri tidak lagi harus memiliki kantor cabang di luar negeri. Anda bisa menggunakan platform seperti:

  • Alibaba.com

  • TradeIndia.com

  • Made-in-China.com

  • ExportHub

  • GlobalSources

Bahkan, Anda bisa menggunakan media sosial dan website pribadi untuk membangun branding dan memperkenalkan produk Anda secara langsung ke calon buyer internasional.

Membangun Kepercayaan Buyer Luar Negeri

Salah satu tantangan besar dalam ekspor adalah membangun kepercayaan dengan buyer. Hal ini bisa dicapai dengan:

  • Memberikan sampel gratis pada tahap awal.

  • Menjaga komunikasi profesional, cepat tanggap, dan menggunakan bahasa Inggris yang baik.

  • Memberikan jaminan kualitas dan konsistensi produk.

  • Menawarkan testimoni dari klien sebelumnya.

Jangan lupa, reputasi Anda sebagai eksportir dibentuk sejak interaksi pertama. Hindari overpromise dan jaga integritas dalam semua transaksi.

Strategi Impor Produk Pendukung Pertanian

Selain ekspor, Anda juga bisa menjalankan bisnis impor produk pertanian seperti:

  • Alat dan mesin pertanian canggih dari Jepang, Korea, atau Jerman.

  • Benih unggul dan pupuk organik dari negara lain.

  • Produk olahan pertanian yang belum bisa diproduksi dalam negeri.

Pastikan Anda memahami regulasi impor barang tertentu seperti SNI, BPOM, dan prosedur bea cukai agar prosesnya lancar.

Studi Kasus Singkat: Sukses Ekspor Jahe ke Timur Tengah

Seorang pelaku usaha asal Jawa Barat memulai bisnis ekspor jahe pada tahun 2020. Ia memulai dari petani lokal, memastikan kebersihan produk, dan mengurus sertifikasi GAP (Good Agricultural Practices). Setelah riset pasar, ia menemukan permintaan tinggi di Uni Emirat Arab karena meningkatnya konsumsi jamu tradisional.

Dengan modal 50 juta dan kerja sama dengan koperasi petani, ia berhasil mengirim 2 ton jahe ke Dubai dengan keuntungan bersih 30%. Kini, ia ekspor rutin tiap bulan dan memperluas pasar ke Qatar dan Arab Saudi.


Jika Anda ingin mendalami dan memulai usaha ekspor impor produk pertanian dengan cara yang terarah dan minim risiko, penting untuk membekali diri dengan informasi, jaringan, serta komitmen jangka panjang. Dunia ekspor bukan sekadar jual beli lintas negara, tetapi membangun rantai nilai yang konsisten dan dipercaya.


Jika Anda ingin, saya juga bisa bantu buat infografik atau versi PDF untuk didistribusikan sebagai e-book gratis (lead magnet). Mau sekalian dibantu?

Berbagi :